Sampahmu, Tanggungjawabmu! Tagline ini saya dengar dari manager Bank Sampah Prabumulih ketika akhir bulan lalu kami datang dan belajar langsung ke sana. Selain karena punya niat untuk mengubah gaya hidup, kebetulan praktik pemilahan sampah akan kami aplikasikan pada P5 (Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila) di sekolah kami.
![]() |
| sampah kian bertambah |
Sebenarmya saya sudah cukup lama menyimak isu lingkungan dari berbagai artikel maupun berita. Namun masih banyak pemakluman untuk melakukan aksi nyata. Maka, seusai belajar di BSP, bismillah pilihan untuk lebih bertanggung jawab terhadap sampah akan saya lakukan.
Desakan untuk segera melakukan sesuatu juga disebabkan kondisi sekitar rumah. Jalan utama dan satu-satunya yang ada di desa kami sudah dua tahun terakhir sudah dihiasi sampah rumah tangga. Tumpukan bungkusan plastik berjejer di kanan-kiri jalan. Hari ini ada sekantong. Besok ada lima katong. Lusa ada tiga tumpukan. Begitu seterusnya.
Secara pribadi, suami saya sudah melaporkan ke pihak pemerintah desa. Namun hingga detik ini belum ada solusi yang diberikan. Dari pada harus menunggu, sementara sampah terus bertambah, mulailah dari diri sendiri, sekarang juga!
![]() |
| Edukasi ke siswa |
Konsep 3R
Salah satu alasan awalnya saya masih maju-mundur untuk mengambil sikap adalah perasaan sulit untuk mulai melakukan konsep 3R dalam mengelola sampah.
Reduce yakni mengurangi kegiatan yang dapat menghasilkan sampah caranya dengan memaksimalkan peggunaan barang.
Reuse artinya menggunakan kembali barang yang sudah dipakai sehingga mengurangi sampah.
Recycle maksudnya mendaurulang barang agar dapat tetap digunakan manfaatnya.
Memilah sampah
Di pelajaran SD sebenarnya sudah ada pembahasan tentang sampah. Secara garis besar, sampah dipilah antara sampah organik dan sampah anorganik. Namun ternyata ketika di kehidupan sehari-hari penerapan pemilahan sampah tidak semudah menghafal pelajaran.
![]() |
| Membuat ecobrick |
Ketika di BSP, kami diajak untuk memilah sampah dan mengelolanya.
1. Sampah organik yang merupakan sampah terbanyak dari dapur bisa langsung dijadikan pupuk melalui pengomposan baik yang disengaja atau tidak.
2. Sampah kertas, semua jenis kertas seperti buku tulis, kertas hvs, bekas kalender, undangan, kardus, dan sejenisnya dirapikan dan dijual ke pengepul untuk nanti didaurulang.
3. Sampah bungkus plastik dibersihkan, dikumpulkan dijadikan ecobrick atau batu bata ramah lingkungan.
4. Sampah botol air mineral dan sejenisnya, sampah aluminum, besi dan sejenisnya dikumpulkan dijual untuk didaurulang.
Komitmen Bersama
Masalah sampah memang tidak akan selesai jika dikerjakan sendirian. Harus bersama karena sampah dihasilkan oleh semua orang. Maka untuk menguatkan niat memilih pola hidup lebih tanggung jawab terhadap sampah, saya melibatkan semua warga sekolah.
Zero waste school akan menjadi salah satu program di sekolah kami. Dimulai dari pelaksanaan tema 'aku sayang bumi' untuk P5 dan akan berkelanjutan sebagai gaya hidup. Semoga langkah kecil yang kami lakukan menjadi bukti bahwa ada sesuatu yang dilakukan untuk menjaga kelestarian bumi.









Aamiin. Semoga misi sekolahnya berhasil dan berdampak pula di lingkungan ya Bunda
BalasHapus