Minggu, 20 Januari 2019

Tampilan Blog Memesona punya Narablog Gaptek

Suka nulis tentu saja. Dan sepertinya dunia menulis adalah renjana saya. Dimulai dari yang paling jadul saat sekolah yakni menulis buku harian. Proses menulis saya sudah dimulai sejak putih-biru hingga hari ini. Dan akan terus berproses hingga nanti.

Menulis tidak berubah. Hanya media menulis yang terus berkembang sesuai kemajuan tehnologi.

Dulu, saya akan girang tak terkira manakala tulisan saya baik cerpen, puisi atau opini dimuat di koran atau majalah. Namun sedihnya, beberapa majalah langganan saya harus tutup usia atau beralih ke versi digital. Majalah sastra Horison pun mengalami nasib demikian.

Lalu, berhentikah saya menulis? Tidak!

Yang perlu saya lakukan adalah beradaptasi dengan perubahan yang ada. Memanfaatkan tehnologi komukasi yang juga merambah dunia litetasi. Kini saya berhadapan dengan media sosial yang siap menampung begitu banyak ide-ide tulisan. Setidaknya selain akun pribadi di media sosial, saya juga mengirim tulisan ke berbagai media online.

Akan tetapi, ada satu hal yang sering kali membuat saya minder menjadi penulis di era milenial. Saya termasuk orang yang gaptek alias gagap tehnologi dosis cukup tinggi.

Sebagai contoh ketika harus mengelola blog pribadi. Kok tampilan blog saya tidak secantik punya orang? Ada foto, video dan infografis yang bagus-bagus guna mendukung postingan blog. Nah sementara blog saya gitu-gitu doang. Tidak menarik, apalagi cantik, hiks 😭

Tahun 2019 ini, ingin sekali bisa membuat tampilan blog lebih menawan, lebih atraktif, lebih berwarna, lebih indah. Pokoknya bisa memanjakan mata pembaca. Maka mulailah saya baca-baca artikel tentang memperindah tampilan blog. Sayangnya, penyakit gaptek saya tetap merajalela. Cukup banyak artikel dibaca justru membuat saya pusing. Bingung dengan intruksi menggunakan berbagai istilah dunia per-blog-an.

Nah, mungkin resolusi saya akan bisa terbantu  jika saya ikut kursus graphic design atau web master.

Kursus? Iya kursus.
Kalau sekadar tutorial di youtube rasanya saya tidak yakin bisa maksimal. Beda dengan kursus apalagi kursus di DUMET School yang siswanya bisa belajar sampai benar-benar bisa. Kalaupun lupa materinya ada fasilitas konsultasi seumur hidup, keren kan?

Tidak ada kata terlambat buat belajar. Walau sudah punya anak dan memiliki seabreg pekerjaan yang tiada kata akhir sebagai ibu rumah tangga, ternyata jadwal kursus di DUMET School bisa fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Jadi tambah yakin belajar di DUMET School.

Selain Web Master dan Graphic Design ada juga program Digital Marketing serta Web Programming. Keahlian digital yang sangat dibutuhkan oleh pekerja, mahasiswa, freelance, dan siapapun yang ingin memanfaatkan tehnologi komunikasi di bidangnya masing-masing.

Itu resolusi saya di 2019. Apa resolusimu?



Share:

1 komentar:

  1. Semoga resolusinya terwujud ya mba.. Aq juga pengen brlajar desain grafis lebih dalam lagi supaya bisa bikin macem2 dan memperindah tampilan blog. Andai saja dumet school buka cabng di jawa timur hehehe

    BalasHapus

RUMAH BACA AL-GHAZI

RUMAH BACA AL-GHAZI