Saat seorang istri menyadari bahwa ia tengah hamil maka beragam
perasaan turut hadir. Mayoritas memang merasa bahagia dan bersyukur atas
kesempatan diberi calon anak. Namun tak jarang ada perasaan cemas, takut, tidak
percaya diri dan sejenisnya. Selama masih dalam batas wajar dan disikapi dengan
benar, maka beragam perasaan tersebut tidak akan berpengaruh pada perkembangan
janin.
Apa saja bentuk kecemasan tersebut? Berikut tujuh hal yang paling
sering dialami para ibu hamil.
1. Emosi Labil
Peningkatan hormon progesteron mempengaruhi kondisi kimiawi otak
yang mengatur suasana hati. Sehingga emosi ibu hamil kerap labil. Selain juga
dikarenakan perubahan metabolisme tubuh yang menyertai gejala kehamilan seperti
mual dan muntah.
Awal kehamilan dan menjelang melahirkan adalah masa yang lebih
sering dialami ibu dengan emosi berubah secara drastis. Perlu diwaspadai agar
jangan sampai keadaan demikian memicu ke arah depresi.
Cara mengatasinya dengan menciptakan suasana nyaman bagi si ibu. Mengungkapkan
kegelisahan pada suami atau melakukan hobi yang menyenangkan namun tidak
terlalu menguras tenaga diantara pilihan yang bisa dicoba.
2. Pantangan Jenis Makanan
Apapun yang dimakan oleh ibu hamil akan juga berpengaruh pada
janin. Kebutuhan asupan tertentu juga harus diperhatikan semisal zat besi,
kalsium serta vitamin. Alasan lain agar ibu hamil menjaga pola makan adalah
menghindari kemungkinan penyakit bawaan ibu kambuh saat kehamilan.
Ada baiknya dikonsultasikan langsung ke tenaga kesehatan tentang
jenis makanan yang boleh atau berpantang. Karena kondisi seorang ibu hamil
dengan lainnya tidak sama. Bukan hanya percaya pada kebiasaan atau mitos masyarakat
setempat. Ketidakpahaman mengatur pola makan ternyata sering kali membuat ibu
hamil merasa cemas.
3. Lekas Lelah
Dengan kondisi janin yang terus bertumbuh tentulah menyebabkan beban
badan ibu meningkat. Pergerakan tubuh kian terbatas karena beban perut. Tak
heran diantara kecemasan ibu hamil disebabkan oleh fisik yang mudah sekali
lelah. Sementara sejumlah aktifitas dan tanggung jawab pekerjaan harus tetap
dilaksanakan.
Untuk pekerjaan domestik rumah tangga bisa diatasi dengan meminta
kerjasama semua anggota keluarga guna berbagi tugas. Tidak perlu membuat target
terlalu tinggi jika hal tersebut hanya akan menyusahkan ibu mencapainya.
Sementara waktu lakukan saja pekerjaan yang memungkinkan dengan tetap
memprioritaskan kesehatan ibu dan calon buah hati.
4. Perubahan Bentuk Tubuh
Mungkin bagi ibu yang mengalami kehamilan yang kedua atau
seterusnya, mengalami bentuk tubuh berbeda dengan sebelum hamil adalah hal
biasa. Namun tidak bagi ibu yang baru pertama merasakannya. Selain di bagian
perut, beberapa ibu juga mengalami perubahan di beberapa bagian tubuh seperti
timbul banyak jerawat, kulit menghitam, payudara sering mengeras dan terasa
nyeri, atau penipisan rambut dan alis.
Perubahan fisik tersebut sebagain besar hanya terjadi selama
kehamilan. Dan kembali normal saat usai melahirkan. Untuk itu kecemasan akan
bentuk tubuh yang tidak lagi ideal bisa disingkirkan dengan mensyukuri dan
menikmati masa-masa kehamilan. Bukankah banyak perempuan yang begitu
menginginkan kehamilan?
5. Keluhan Selama Hamil
Dalam satu tubuh tumbuh kehidupan yang baru merupakan keajaiban
luar biasa. Bahkan dunia kedokteran terus meneliti berbagai kejadian unik yang
terjadi pada proses kehamilan. Meski ada sejumlah kondisi fisik dan psikis yang
umunya menyertai kehamilan, tetap saja setiap ibu punya pengalaman berbeda
dengan ibu lainnya bahkan tiap kehamilan pun tidak sama.
Ada ibu yang sepanjang kehamilan harus istirahat total di tempat
tidur. Ada pula yang menderita batuk dan demam sejak hamil hingga melahirkan.
Ada ibu yang langganan tanggal gigi di setiap kehamilannya. Ada pula yang tidak
bisa mengkonsumsi makanan tertentu hingga usai melahirkan. Dan beragam kasus
lainnya.
Keluhan tersebut tidak menjadi kecemasan berlebihan bila si ibu
mengerti penyebabnya secara benar melalui pemeriksaan dokter. Sehingga
penanganan keluhan juga dapat dilakukan secara tepat.
6. Tidak Bisa Melahirkan dengan Baik
Kecemasan lainnya adalah pertanyaan bagaimana nanti saat
melahirkan. Sebagian ibu berharap bisa melahirkan dengan normal. Tetapi
sebagian lain memilih cesar karena tidak tahan dengan rasa sakit saat proses
persalinan. Alasan lain yakni terdapat kondisi membahayakan ibu atau janin yang
menyebabkan pilihan melahirkan melalui operasi.
Jika dihadapkan pada pilihan sulit, ibu harus tetap tenang. Bagaimanapun
kondisi melahirkannya, perjuangan ibu untuk anaknya tetaplah mulia. Abaikan
komentar orang di sekitar tentang betapa ‘hebohnya’ ibu melahirkan. Penilaian mudah
atau sulit ketika melahirkan sangat relatif dan itu pun bagian dari bentuk rezeki
dari Sang Pencipta.
7. Ukuran Bayi
“Sudah delapan bulan kok perutnya masih kecil.”
“Kayaknya bayinya kelebihan berat. Baru lima bulan sudah besar gitu
perutnya.”
Tanggapan orang lain pada ibu hamil berpeluang menyebabkan
kecemasan. Utamanya bagi ibu muda yang belum berpengalaman hamil. Tentu kita
tidak bisa membatasi orang berkomentar. Namun tidak perlu menanggapi berlebihan
atas beragam celetukan tersebut. Selama menurut pemeriksaan kondisi janin
sehat, ibu tidak perlu risau. Dan kalaupun faktanya janin berkembang tidak
sesuai dengan fase pertumbuhannya harus segera diatasi.
Selain berusaha secara ilmu pengetahuan, memohon pertolongan Allah
juga sangat perlu dilakukan. Ingat, proses kehamilan adalah satu diantara bukti
kekuasaan Tuhan yang bahkan diabadikan dalam Al-Qur’an. Maka jangan ragu untuk
mengikhlaskan semua kecemasan ibu pada Yang Kuasa.
Manakala saat ini ibu sedang diberi anugerah kehamilan,
berbahagialah!
Kalaupun belum kunjung hamil di usia pernikahan yang cukup panjang,
teruslah bermohon pada Tuhan. Menikmati tiap tahap kehamilan adalah kunci
memnjadikan proses istimewa ini menjadi lebih mudah dijalani. Jadi, berencana
untuk hamil berapa kali, Bunda?







0 komentar:
Posting Komentar