Perkembangan tehnologi informasi yang terjadi hari ini turut
membawa perubahan pada ranah sosial budaya masyarakat. Menurut Asosiasi
Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) tercatat sepanjang tahun 2016
sebanyak 132,7 juta dari total 256,2 juta penduduk Indonesia adalah pengguna
aktif internet. Artinya Indonesia menjadi
negara dengan pengguna internet cukup tinggi. Dan mau tidak mau, sistem hidup secara
perlahan beradaptasi dengan fakta tersebut.
Gelombang perubahan sangat terasa pada mereka yang
terkategori generasi Z. Periode kelahiran era 95-an hingga 2010, bersamaan
dengan masuknya akses internet di Indonesia. Tak heran sejak lahir mereka telah
berkenalan dengan segala kecanggihan internet. Bahkan generasi Z nyaris tidak
bisa hidup tanpa gengaman gadget di tangan.
“Anak muda lebih banyak membaca melalui telpon pintar
ketimbang harus membawa buku-buku tebal,” ucap Mustafa Kamal, anggota DPR RI
saat berbincang dengan komunitas kepenulisan di Palembang beberapa hari lalu. “Jadi
bukan mereka tidak membaca,” lanjutnya, “namun akses bacaan menjadi lebih
praktis dan mudah dijangkau.”
Menyikapi tentang eksistensi dunia literasi ditengah banjirnya
informasi, alumni fakultas Sastra Universitas Indonesia ini mengungkapkan bahwa
penggerak literasi harus mempunyai format yang sesuai dengan karakter generasi
Z. Diantara karakter tersebut adalah umumnya
mereka cendrung lebih terbuka dengan beragam perbedaan, berpikir dan mengambil
keputusan secara cepat. Maka yang banyak lahir adalah komunitas berdasarkan
kesamaan hobi. Termasuk komunitas menulis.
Politisi yang juga pernah bekerja di majalah Islami ini
mengungkapkan bahwa peralihan buku digital serta bacaan online adalah alternatif
trend literasi terkini. Buku edisi cetak tetap dibutuhkan karena sifatnya lebih
terdokumentasi serta mampu menjangkau daerah pelosok terpencil. Namun untuk di kota besar peralihan dari buku konvensional
ke buku digital (elektronik book) cukuf signifikan.
Begitu pula dengan aktifitas menulis. Ada banyak media online yang memberikan
ruang bagi penulis. Belum lagi kemudahan bermacam aplikasi guna mempublikasikan
karya.
Namun beberapa hal juga membawa dampak kurang baik pada
dunia literasi. Seperti permasalahan etika penulis termasuk di dalamnya
plagiat, konten porno, kebencian, menghujat dan SARA hingga masalah pajak
penulis. Kesemuanya turut mewarnai kekhasan literasi generasi Z. Banyak kasus yang terjadi di sosial media
karena Ketidakdewasaan berkarya.
Sebagai perbandingan adalah karya penulis generasi Y atau X.
Mereka belum tersentuh kecenggihan internet sehingga pilihan menulis adalah
panggilan jiwa. Bukan sekedar mengikuti trend mencerita semua hal melalui media
sosial. Hasilnya karya yang lahir oleh generasi jadul tersebut sebagian besar
berisi kegelisahan atas kondisi masyarakat atau protes terhadap berbagai
kebijakan penguasa.
Kendati demikian, bukan berarti menapikan karya yang dihasilkan
oleh para generasi Z. Dengan bantuan tehnologi
sebenarnya peluang menghasilkan karya fenomenal terbuka luas. Tampilan desaint,
visual video, grafik, foto, hingga tautan lampiran dapat dimuat dalam satu kesatuan
karya.
Bapak dari empat putra ini pun mengungkapkan keinginannya untuk
menuliskan berbagai pengalaman selama
melakukan kunjungan di berbagai daerah dan negara. Menurutnya banyak pengalaman berharga yang ditemui ketika
melakukan sebuah perjalanan. Dan itu bisa menginspirasi orang lain manakala
dipublikasikan. Meski saat ini masih terkendala waktu, setidaknya anggota
komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan, kebudayaan, pariwisata, ekonomi
kreatif, pemuda, olah raga dan perpustakaan tersebut telah menunjukkan
perhatiannya terhadap dunia literasi dengan selalu membangun komunikasi dan
memberi dukungan terhadap berbagai agenda terkait.
Akhirnya memang dunia literasi pada periode generasi apapaun
sejatinya selalu memiliki orang-orang yang peduli terhadap peradaban. Karenanya
aktifias membaca dan menulis merupaka bagian dari kebutuhan manusia. Seperti
yang disematkan oleh Pramoedya Ananta Toer bahwa menulis adalah bekerja untuk
keabadian.







0 komentar:
Posting Komentar