“Saat seorang muslimah ingin mencari sosok teladan maka
lihatlah sejarah ummul mukminin Khadijah ra. Beliau dipersiapkan Allah untuk
menjadi model dalam berbagai peran yakni sebagai istri, sebagai ibu, sebagai
pengusaha, sebagai politisi, sebagai da’iyah hingga sebagai individu muslimah
itu sendiri,” ungkap Yulyani atau yang lebih dikenal Ummi Hamas pada Diskusi
Pendidikan Anak, Ahad (25/12) lalu di masjid Ar Raiyah DPRD Provinsi Sumsel.
Pada peran domestik, Khadijah menjadi sebaik-baik istri
mendampingi perjuangan dakwah Rasulullah. Ia-lah orang pertama yang mengimani seruan Islam.
Keyakinannya akan keEsaan Allah terjaga jauh sebelum hadir Nubuwwah. Tidak
terhitung besarnya pengorbanan ibunda Khadijah demi kelangsungan syiar Islam. Pantaslah
jika Rasulullah selalu mengenangnya meski beliau telah tiada.
Juga peran Khadijah sebagai ibu yang telah memberikan
pengasuhan terbaik bagi anak-anaknya. Satu diantara anaknya yang terus menemani
Rasulullah hingga dewasa yakni Fatimah Az Zahra adalah perempuan yang dijamin
tempatnya di syurga. Cukuplah hal tersebut menjadi bukti betapa keberhasilan
seorang ibu.
Menjadi muslimah sesungguhnya juga harus siap menjalankan
peran publik. Paling mininal, muslimah punya kewajiban untuk turut melakukan
amar ma’ruf nahi mungkar. Sebelum menjadi apapun, tiap muslim adalah da’i.
Kelak di syurga saat semua orang dipersilakan menikmati minuman dari telaga
Kautsar, maka Rasulullah berkenan menjamu sekelompok orang. Saat ditanya tentang perlakuan istimewa
terhadap sekelompok orang tersebut, mereka adalah para da’i.
Para ibu atau calon ibu mestilah membekali diri agar mampu
mencetak generasi hebat sebagaimana yang dicontohkan ibunda Khadijah. Dengan
kecanggihan tehnologi bukan perkara sulit untuk mendapat referensi ilmu tentang
pengasuhan anak. Namun hal yang penting dari semua ilmu pengasuhan tersebut
adalah konsistensi orang tua dalam menerapkan aturan.
Sebagai contoh semisal orang tua menginginkan anaknya
menjadi hafidz Qur’an. Maka bacakanlah Al-Qur’an minimal 1 juz sehari. Lalu
terus murajaah hafalan yang sudah ada. Itu harus dilakukan apapun kondisinya. “Kebiasaan
akan menciptakan karakter. Dan karakter inilah yang akan menjadi kepribadian
anak,” tambah ibu dari empat anak ini yang juga pengurus KADIN Jatim.
Saat mengomentari beragam pengaruh buruk lingkungan terhadap
anak. Ummi Hamas memberikan solusi untuk menumbuhkan kepercayaan diri anak agar
ia berani berbeda karena yakin atas kebenaran pilihannya. Anak tidak mudah
terpengaruh. Sikap ini ditumbuhkan sejak
dini. Dapat pula dibantu dengan membangun komunitas kebaikan di sekitar rumah.
Ajak anak-anak tetangga untuk juga diberi pemahaman yang sama tentang
nilai-nilai kebaikan. “Jadilah ibu pelopor!”
Di sela-sela penyampaian materi, Co Produser Film Ketika Mas
Gagah Pergi (KMGP) ini menceritakan aktifitasnya semasa menjadi guru PAUD.
Bahwa aktifitas mengasuh dan mendidik anak janganlah dijadikan beban melainkan
jalani dengan penuh kesyukuran. Memang sangat melelahkan namun itulah salah
satu wasilah mendapatkan syurganya Allah.
Acara yang diselenggarakan oleh FSLDK bekerjasama dengan As-Syifa
Center ini antusias diikuti puluhan muslimah dan para ibu.







0 komentar:
Posting Komentar